Pada vidio yang dijelaskan, dimana penentuan linearitas standar kafein menggunakan larutan standar kafein dengan konsentrasi 6, 8, 10, 12 ppm diukur nilai absorbansinya sebanyak tiga kali pembacaan pada gelombang 244nm. Bagaimana jika tidak tiga kali pembacaan, apa pengaruh yang akan terjadi pada hasil tersebut?
Berdasarkan sumber jurnal yang terdapat pada video tersebut (Indonesian Journal of Chemical Analysis), Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis mampu memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran konsentrasi tertentu. Penentuan linearitas dapat dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi, yaitu membuat beberapa deret larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Dilakukan pengukuran pada panjang gelombang maksimum adalah perubahan absorban untuk setiap satuan kosentrasi adalah paling besar pada panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang maksimum. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar.
Pada jurnal yang dijelaskan larutan sampel pengenceran 80 kali dan 100 kali dibaca absorbansi nya dengan spektrofotometri UV-Vis.
Pada jurnal yang saya baca berjudul “Penetapan Kadar Paracetamol dalam Jamu di Kota Pontianak Menggunakan Instrumen Spektrofotometri UV-Vis” bahwa pada jurnal tersebut Pengujian dimulai dengan preparasi dan pengenceran sampel. Sampel A diencerkan sebesar 1.000 kali, sampel B sebesar 3.500 kali, dan sampel C sebesar 5.000 kali.
Nah, berdasarkan hal tersebut. Bagaimanakah pengaruh dari proses pengenceran ini terhadap sampel yang akan diukur absorbansi nya?
Apakah dalam menentukan berapa kali pengenceran pada sampel, ada faktor yang menjadi pertimbangan pada sampel tersebut?
Berdasarkan jurnal 'Indonesian Journal of Pharmaceutical Education' Pada proses pengenceran ini tingkat pengencerannya disesuaikan melalui tahap interpolasi sampel. Menurut Burrough and McDonell (1998), interpolasi adalah proses memprediksi nilai pada suatu titik yang bukan merupakan titik sampel (seperti menduga/memperkirakan). Interpolasi dilakukan untuk memastikan absorbansi dari sampel berada dalam kisaran absorbansi kurva baku. Absorbansi yang melewati kisaran kurva baku linearitasnya akan berkurang, mengakibatkan kesalahan pada estimasi konsentrasi dalam sampel tersebut. Semakin tinggi kepekatan larutan sampel, maka semakin tinggi pula tingkat pengencerannya. Yang mana menurut saya, merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan berapa kali pengenceran pada sampel tersebut.
Pada vidio yang dijelaskan, dimana penentuan linearitas standar kafein menggunakan larutan standar kafein dengan konsentrasi 6, 8, 10, 12 ppm diukur nilai absorbansinya sebanyak tiga kali pembacaan pada gelombang 244nm.
BalasHapusBagaimana jika tidak tiga kali pembacaan, apa pengaruh yang akan terjadi pada hasil tersebut?
Berdasarkan sumber jurnal yang terdapat pada video tersebut (Indonesian Journal of Chemical Analysis), Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis mampu memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran konsentrasi tertentu. Penentuan linearitas dapat dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi, yaitu membuat beberapa deret larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
HapusDilakukan pengukuran pada panjang gelombang maksimum adalah perubahan absorban untuk setiap satuan kosentrasi adalah paling besar pada panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang maksimum. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar.
Pada jurnal yang dijelaskan larutan sampel pengenceran 80 kali dan 100 kali dibaca absorbansi nya dengan spektrofotometri UV-Vis.
BalasHapusPada jurnal yang saya baca berjudul “Penetapan Kadar Paracetamol dalam Jamu di Kota Pontianak Menggunakan Instrumen Spektrofotometri UV-Vis” bahwa pada jurnal tersebut Pengujian dimulai dengan preparasi dan pengenceran sampel. Sampel A diencerkan sebesar 1.000 kali, sampel B sebesar 3.500 kali, dan sampel C sebesar 5.000 kali.
Nah, berdasarkan hal tersebut. Bagaimanakah pengaruh dari proses pengenceran ini terhadap sampel yang akan diukur absorbansi nya?
Apakah dalam menentukan berapa kali pengenceran pada sampel, ada faktor yang menjadi pertimbangan pada sampel tersebut?
Berdasarkan jurnal 'Indonesian Journal of Pharmaceutical Education' Pada proses pengenceran ini tingkat pengencerannya disesuaikan melalui tahap interpolasi sampel. Menurut Burrough and McDonell (1998), interpolasi adalah proses memprediksi nilai pada suatu titik yang bukan merupakan titik sampel (seperti menduga/memperkirakan). Interpolasi dilakukan untuk memastikan absorbansi dari sampel berada dalam kisaran absorbansi kurva baku. Absorbansi yang melewati kisaran kurva baku linearitasnya akan berkurang, mengakibatkan kesalahan pada estimasi konsentrasi dalam sampel tersebut. Semakin tinggi kepekatan larutan sampel, maka semakin tinggi pula tingkat pengencerannya. Yang mana menurut saya, merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan berapa kali pengenceran pada sampel tersebut.
Hapus